Hindu, Aku Kembali Padamu (part 9)

Aku berusaha memantapkan pikiranku , mungkinkah aku beragama hindu???? Aku takut dengan perasaanku ini, takut ada pertentangan dari orang tuaku, sahabatku dan orang-orang disekitarku. sampai doktrin itu kembali muncul, “ apakah aku berdosa???? aku tak pernah beribadah. Memang saat itu sangat sulit membuang doktrin yang menylimuti pikiranku sejak kecil. Bagaikan menghapus coretan hitam diatas kertas putih. Aku menangis merasakan hal ini. Aku merasa tak berguna, kepada siapa aku mengadu??? Terlepas dari semua itu aku menjalankan kehidupanku tanpa berkeyakinan.

Aku masih merasa simalakama. Tak ada yang perlu aku pertahankan saat itu. Dalam keislamanku aku merasa tertekan dan ragu akan ajarannya, sedangkan dikeyakinanku terhadap hindu aku merasa takut jika orang tuaku tak akan menerimaku lagi. Sementara itu aku berusaha tak memepedulikan kedua ajaran itu. Aku merasa agnoistik (kadang tidak percaya adanya tuhan kadang pula percaya tuhan itu ada).

Awal juli 2011 poeper memberitahuku sebentar lagi hari raya galungan dan kuningan. Perasaanku masih bimbang ikut apa tidak ya??? Tapi aku sudah ada niatan untuk membeli kebaya lagi meskipun entah nantinya akan aku buat apa, karena memang saat itu aku belum yakin sepenuhnya memilih hindu sebagai jalanku. Tepat tanggal 16 juli 2011, hari raya kuningan berlangsung. sebenarnya sebelumya sudah merayakan hari raya galungan 10 hari sebelum kuningan. Tapi aku berhalangan hadir.

Ini pertama kali aku mengikuti persembahyangan di pura giri nata dengan memakai kebaya yang aku beli sebelum hari raya galungan dan kuningan. Aku merasa percaya diri dengan kebaya yang aku pakai. Tapi jujur aku masih merasa bingung juga karena masih merasa belum terbiasa. Dan aku juga belum mendapat kepastian dari pilihanku.

Selang lima bulan kemudian, aku serasa benar-benar merasa Tuhan menyayangiku.

Aku serasa mendapat jawaban atas pencarianku selama ini, mungkin ini petunjuk bagiku agar aku bisa memantapkan hati untuk memilih keyakinanku. Tepat tanggal 08 oktober 2011 aku bermimpi, didalam mimpi tersebut aku serasa hendak masuk ke suatu pura seperti pura besakih karena puranya hampir menyerupai besakih. Aku berjalan menuju tempat di depan pintu pura , tiba-tiba ada ibu-ibu yang bertanya padaku “ dek mau sembahyang ya??? Aku menjawab “ sebenarnya saya ingin sembahyang bu tapi lupa tidak membawa pakaian adat” , karena dalam mimpiku aku masih mengenakan kaos warna putih dan jeans panjang. Saya turun dari tangga untuk kembali pulang mengambil pakaian adat.

Tiba-tiba arah yang aku tuju bukan kearah rumahku, tapi aku masuk di suatu tempat yang sedikit agak petang. Ternyata aku masuk di suatu rumah yang tak sengaja aku melihat ada lukisan dibingkai warna emas dengan gambar tokoh pewayangan “SEMAR”(disebut sebagai Sang Hyang Ismaya, tokoh filosofi Jawa) yang background gambarnya berwarna merah. Aku lihat terus gambar semar itu, sampai aku merasa ada keanehan dengan gambar itu. Merasakan semar itu mau berbicara padaku, serasa ada sesuatu yang ingin disampaikan.

Tapi aku terkejut dengan adanya bapak-bapak yang menghampiriku dan bertanya secara langsung kepadaku “Nduk kamu agamanya apa?? Saya jawab “ saya beragama hindu pak”, bapak-bapak itu kembali bertanya padaku “ kamu baru ya jadi hindu???” saya kaget dengan perasaan bingung, tapi saya menjawab “iya” dengan sedikit malu dan takut, bapak itu bertanya lagi “ kenapa kamu memilih beragama hindu???? saya menjawab dengan tegas “ karena saya mencari Tuhan yang mencintai semua mahkluk, tidak seperti ajaran saya terdahulu yang selalu mengisi pikiran saya dengan doktrin yang semakin hari membuatku takut”.

tepat jam 08.05 WIB aku terbangun dengan perasaan yang sangat terharu dan sedikit takut. Memang saat itu bangunku kesiangan, aku terlalu menikmati mimpi itu. Kenapa aku bermimpi seperti itu, aku berfikir apakah semua ini petunjuk untukku??? Aku menyimpulkan makna mimpiku itu, aku akan diberi petunjuk kalau aku memang akan sembahyang dipura, dipikiranku petunjuk apakah itu?? apakah aku harus pergi ke besakih?? Karena yang terlihat pura itu menyerupai besakih. Dan Sesosok Tokoh pewayangan Semar, tokoh yang sangat arif dan bijaksana.

Apakah aku harus bisa memilih pilihanku secara bijaksana seperti halnya sifat yang dimiliki oleh tokoh Semar ????. Aku bertanya-tanya kembali, Apakah mungkin makna mimpiku seperti itu??? serta bapak-bapak yang bertanya tentang keyakinanku itu, apa menunjukkan kalau aku memang yakin dengan pilihanku itu. Apakah ini jawaban dari semua perjalanku selama ini. Aku teringat kembali sloka bagawad gita (4:11).

Hindu, Aku Kembali Padamu (part 10)

Exit mobile version