Mengenal Bali Lewat Ogoh-Ogoh

  • Share

Bila ingin mengenal dan belajar tentang bali secara utuh, maka belajarlah lewat ogoh-ogoh

Malam Pengerupukan atau malam menjelang penyepian brata, yang sering disebut Hari Raya Nyepi digelar perarakan ogoh-ogoh. Saat ini Festival atau perarakan ogoh-ogoh ini sudah menjadi ikon pariwisata baru khususnya di Bali.

Jika ingin menyaksikan pegelaran Festival Ogoh-ogoh di Bali, ada baiknya dating menjelang Hari Raya Nyepi, khususnya sehari sebelum Nyepi, yakni saat Malam Pengrupukan.

Ogoh-ogoh akan diarak oleh masyarakat dari berbagai banjar, berkeliling kota maupun desa. Selanjutnya, ogoh-ogoh itu dibawa ke kuburan dan dibakar atau dilebur dengan prosesi upacara khusus.

Ogoh-ogoh itu adalah simbolisme perubahan dunia ke arah yang lebih baik. Dengan dileburnya sifat-sifat raksasa, yang disimbolkan dengan pembakaran ogoh-ogoh itu, maka secara simbolis dunia telah dibersihkan.

Ogoh-ogoh, karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala), yang tak terukur dan tak terbantahkan.

Ogoh-ogoh di sisi lain juga juga merupakan perwujudan dalam pemupukan jiwa seni dengan berbagi simbolis. Karena itu, Ogoh-ogoh digunakan sebagai salah satu jalan untuk membangkitkan kreativitas generasi muda dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang ini, melalui ajang budaya.

Pemkot Bali secara rutin mengelar lomba Ogoh-ogoh menjelang Nyepi. Setelah kerja maraton, akhirnya 20 Ogoh-ogoh terbaik dari empat kecamatan di Denpasar, ditetapkan masuk nominasi. Ke-20 nominator itu diharapkan tampail dalam proses Malam Pengrupukan dan hari suci Nyepi saka 1936.

Kepala Dinas Kebudayaan Denpasar, Made mengatakan, penentuan nominasi ini berjalan cukup a lot, mengingat jumlah nilai yang diperoleh peserta cukup ketat.

Sementara Ketua Tim Penilai, Dr I Nyoman Astita MA, didampingi Kabid Adat Istiadat Md Wedana mengatakan, 20 ogoh-ogoh yang masuk nominasi masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun secara keseluruhan rata-rata tampil baik, dilihat dari sisi bentuk, komposisi (rancang bangun, anatomi dll), kreativitas, keserasian meliputi tata busana, pewarnaan, cerita yang disesuaikan dengan tema, aksesoris dan ekspresi.

Menurutnya, semua unsur penilaian ini telah tercantum dalam buku panduan ogoh-ogoh. Dalam ketatnya persaingan, tim dituntut untuk kerja hati-hati dan teliti agar penilaian bisa berjalan seobjektif mungkin.

“Bersyukur selama empat hari melakukan penilaian, tim berhasil menentukan para nominasi. Namun, tujuan yang lebih penting disamping nominasi ini adalah bagaimana membangkitkan kreativitas generasi muda atas budayanya sendiri, di tengah globaliasai saat ini,” ujarnya.

Ke-20 nominaator Ogoh-ogoh itu, akan diberikan bantuan dana Rp 9,75 juta, dipotong pajak sebagai reward.

‘Kami harapkan, ke-20 nominator itu ikut memeriahkan prosesi Malam Pengrupukan 30 Maret nanti, di wilayah kecamatan masing-masing,” katanya. Sumber: weeklyline.net

  • Share
Exit mobile version