Kisah Nyata Tentang Rara

Walau malam sudah subuh, tapi rasa ingin bercerita tak surut2 untuk sementon Umat Bumi.

Saya memiliki sahabat yang sejak masih gadis sudah kenal baik dan sudah terbiasa bercerita ngalor ngidul, sebut saja namanya Rara, seorang ibu muda yang sudah memiliki seorang putra yg cerdas dan aktif.

Rara ibu muda yang tak biasa berpangku tangan dan tak bisa membiarkan kesempatan emas itu hilang, krn Rara ingin mendapatkan uang jajan untuk siKecil yaitu putranya tercinta.

Singkat cerita, 5 hari yg lalu Rara akhirnya memutuskan untuk bekerja sedapatnya di sebuah Loundry milik sahabatnya sendiri, kebetulan lumayan dekat dari rumah Rara dan memang pekerjaan itu atas kemauan Boz Londry krn Bos Loundry tahu Rara orang yg sudah terbukti dan mampu bekerja dengan tingkat ketelitian dan bisa dipercaya 100%. Maka wajarlah Rara dipercaya untuk mengatur & memegang bagian keuangan usaha tersebut.

Setelah Rara setuju dengan pekerjaan yang ditawarkan Fitri (Pemilik Loundry sekaligus sahabat Rara) ke esokan harinya dari siang Rara mulai bekerja di posisi yang Fitri janjikan, disela-sela waktu Rara jg tetap membantu apa yang bisa ia kerjakan untuk senior2nya.

Haripun sudah sore, Rara bergegas pulang ke rumahnya yang berjarak hampir 3 KM dari tempat ia bekerja, setelah sampai rumah dengan semangat Rara bercerita kepada saya bahwa ia sudah bekerja lagi di tempat tmnnya sendiri tapi baru bekerja setengah hari, Rara-pun jg bercerita bahwa jika ia bekerja disana hanya untuk 3 minggu saja, uang yang didapatkan dari sana akan dibelikan SUSU formula dan untuk pulang kampung tapi rejeki itu memang tak bisa ditebak kapan akan datang, terkadang sudah didepan mata saja masih bisa hilang. nah itu yang dialami Rara.

Rara yang sedari pagi dengan semangat berangkat kerja tapi setelah sampai disana hanya kurang dari 3 jam, Rara mendapatkan kabar buruk yaitu Rara dituduh merusak baju salah seorang pelanggan loundry tersebut, padahal Rara baru bekerja setengah hari, sedangkan baju yang rusak itu sudah berada di Loundry 3 hari yang lalu, Rara-pun sama sekali tidak tahu menahu baju mana dan bentuknya seperti apa, singkat cerita karyawan Londry tersebut kompak menuduh Rara merusak baju tersebut dan tak cuma merusak tapi Rara jg dituduh mengambil uang yang ada di Laci kasir.

Rara merasa benar dan sama sekali tidak tahu tentang kerusakan & kehilangan itu, akhirnya Rara menjelaskan secara detail apa yang dia pikirkan sekaligus sebagai pembelaan diri tapi Suami Fitri (boz cowok) tak mau menerima alasan Rara dan tetap memaksa Rara untuk mengganti kerusakan baju tersebut 100%, jelas Rara menolak mentah2, bahkan tuduhan membabi buta suami Fitri itu membuat Rara semakin kesal dan marah.

Tingkat kesabaran Rara sudah habis, akhirnya Rara memberikan ultimatum kepada Boz Loundry dan semua karyawan disana “Saya tak terima di fitnah begini, alasan kalian menuduh saya tak berdasar, kalian semua kompak menuduh saya melakukan hal yang tak pernah saya lakukan, mulai sekarang saya akan berhenti bekerja disini, Apapun yg terjadi dengan kalian nanti jangn pernah cari saya itu karma buat kalian, Loundry ini akan hancur hanya dalam hitungan jari, mungkin tak sampai sepuluh jari”.

Setelah Rara bicara seperti itu dengan nada yg keras dan terbata-bata krn terbawa emosi tingkat tinggi akhirnya Rara memilih untuk cepat2 pulang krn Rara merasakan sakit kepala hebat.

Lupa saya sebutkan, saat Rara dituduh itu Fitri sedang belanja jadi otomatis tak ada yg membela Rara.

Malam harinya Rara ditelpun Fitri untuk tetap bekerja di Loundry mereka tapi Rara menolak dengan tegas dan ingin memuktikan yang baru saja Rara katakan pd suami dan karyawannya.

Haripun berlalu, pada hari ke-3, Rara mulai lupa dengan pikiran kalutnya krn perasaan jengkel itu masih melekat erat, tiba-tiba terdengar didepan pagar rumah ada yang mengetuk pagar, suara hape pun berbunyi “Rara km dmn? aku ada di dpn rmh km nih”.

Rara-pun bergegas bangun dari tempat tidur, mengintip dari kaca karena Rara msh merasa kesal dengan ulah suami Fitri akhirnya Rara bilang “ngapain km kesini bara rombongan, emang mau demo apa?”

Singkat cerita, dari sekian karyawan FItri yg ikut datang ke rmh Rara hanya tersisa 2 orang saja yaitu Fitri dan salah seorang karyawatinya yang bernama Hera.

Menurut penuturan Fitri, Hera mengaku yg merusak baju pelanggan Loundrynya dan kedatangannya ke rmh Rara hanya untuk meminta maap, Rara kanget sekaligus kesal bukan kepalang tapi Rara berusaha menenangkan dirinya sendiri dan Fitripun menimpali celotehan Hera “Betul Rara, Hera sudah mengakuinya semua, dari beberapa hari belakangan ini, Hera selalu bermimpi buruk berturut-turut dan akhirnya Hera memutuskan untuk mengakui kesalahannya. Walaupun apa yang Fitri dan Hera katakan, memang sedari awal Rara sudah berucap dan tak akan menariknya lagi. dengan alasan apapun Rara tak akan memaafkan mereka.

Mungkin kita sering mendengar “Tuhan saja maha pemaaf masa manusia enggak?” Rara bukan Tuhan!

Disinilah letak takjub yang luar biasa bagi saya pribadi, bagaimana mungkin itu bisa terjadi? apa itu suatu kebetulan???

nah yang lebih mengagetkan lagi, keesokan harinya suami Fitri sakit hingga hari ini blm ada tanda-tanda membaik, sampai saat kedatangan Fitri ke rumah Rara, suaminya tak bisa ikut hadir. Fitri-pun bercerita bahwa salah satu mesin Loundry miliknya itu hilang entah siapa yg mencurinya.

Mungkin itu saja cerita dari saya, maaf kalo tulisannya ngasal tapi itu murni kisah nyata dan pengalaman pribadi dari seorang sahabat yang kejadiannya belum terlalu lama yaitu 5 hari yang lalu, soal nama asli dan tempat, saya sangat merahasiakannya!

Mungkin ada sedikit bocoran agar kisah ini lebih terasa, Rara orang hindu dan partner serta teman2 dia disana mayoritas non-hindu termasuk orang2 yg menfitnah Rara. Ini hanya sebagian kecil kisah nyata Rara yg bisa saya tuliskan disini sebenarnya masih banyak lagi kisah nyata yg jauh lebih seru dan tak masuk akal sehat. Bukannya menyombongkan sahabat saya ini, jujur jika diangkat menjadi novel ataupun film layar lebar, akan jauh lebih pantas.

TAMAT

Semoga dengan membaca kisah nyata yg saya tuliskan diatas, bisa menjadi pelajaran buat kita semua, tak hanya untuk umat hindu tapi untuk umat Tuhan yang mah Esa.

Menurut saya, ada lho orang2 yg memiliki tingkat kebersihan pikiran dan hati diatas rata2, walaupun bukan Pedande, bukan sulinggih, bukan pemangku dan juga bukan keturuan raja tapi lewat kisah ini saya menyimpulkan, semua orang berkesempatan sama memiliki kedekatan khusus dengan yg menciptakan kita dan jaman seperti apapun ternyata masih ada orang2 yg memiliki kemampuan “ucapan menjadi doa”.

Sumber: https://www.facebook.com/MediaHindu/posts/519119644925987

Exit mobile version