Hindu, Aku Kembali Padamu (part 7)

Pikiranku mulai terbuka pelan-pelan. Dari yang pemahamanku hanya islam lah agama yang paling benar sekarang aku sedikit paham kalau hindu tidak lain juga mengajarkan kebenaran. Agama yang mengajarkan toleran sangat tinggi, agama penuh cinta kasih tanpa membedakan siapapun itu, dari mana asalnya, tidak membenci sesama mahkluk (tat twam asi). Aku membaca Bagawad gita sampai akhirnya Aku menemukan sesuatu yang membuat hatiku sangat gembira dan terharu yaitu dari sloka Bhagawad Gita (4:11) berkata “ Jalan manapun yang ditempuh manusia untuk mendekati aku, dengan jalan itu aku terima mereka;jalan manapun yang mereka pilih pada akhirnya mereka akan mencapai aku”. Dalam hatiku, “ inilah yang aku cari” Aku sangat yakin dengan sloka bhagawad gita ini.

aku menyimpulkan bahwa Tuhan hindu menerima semua ajaran selain hindu. Tuhan hindu tidak membedakan dengan umat lain seperti “wahai umat hindu” , semuanya disebutkan untuk semua mahkluk , tuhan hindu sangat adil tanpa membedakan dengan mahkluk lainnya, Ajaran hindu tertuju untuk siapa saja karena hindu agama universal, ajaran hindu juga mengajarkan toleransi yang sangat tinggi. berbeda dengan ajaran islam, Tuhan dalam islam menyebutkan semua manusia hanya umatnya saja seperti “wahai orang-orang yang beriman”, selain menyembah Allah dikatakan kafir, selain umat islam halal darahnya, tak ada toleransi dalam keimanan dan peribadatan. Disebutkan dalam surat Al-Taubah ayat 13 dan Surat Al-Kafirun orang kafir patut diperangi, dan masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang selalu disebutkan tentang orang kafir.

Seolah-olah ada pembeda antara umat islam dengan umat lain. Aku semakin ragu kenapa aku baru tahu kalau islam banyak mengajarkan kekerasan?????? Kalau memang benar itu Tuhan yang berbicara, kenapa mesti melakukan provokasi??? Sejak saat itu pula aku memikirkan banyak kejanggalan dalam ajaran islam. Aku lebih teringat sloka bhagawad gita(4:11) yang aku baca, sebenarnya aku sangat yakin dengan sloka tersebut, tapi banyak keanehan yang membuat aku bertanya-tanya dari kebiasaan orang hindu.

Cara sembahyang orang hindu memakai dupa dan bunga, setiap sembahyang selalu bertepatan dengan hari jawa yaitu kliwon terasa sangat mistis sekali. Ketika itu pikiranku kembali sempit, doktrin itu muncul lagi aku merasakan keanehan. Bagiku dupa dan bunga kan untuk memanggil mahkluk halus (pemikiran yang sempit). Melihat ada gambar-gambar dewa dewi, aku merasakan keanehan itu. Kenapa tuhannya banyak sekali. Mana yang harus disembah dahulu, dan bla bla bla…..

Terasa ada keanehan dari ajaran ini. Akhirnya aku kembali meminta poeper untuk menjelaskan makna-makna pertanyaanku itu. Aku banyak bertanya kepada poeper tentang sarana yang digunakan dalam bersembahyang, tentang dewa dewi , tentang hakikat tuhan dalam hindu. Poeper menjelaskan semua apa yang aku tanyakan, Aku tersenyum lebar ketika poeper menjelaskan semua itu, aku mendapat jawaban yang bisa dinalar oleh pikiranku. Aku yakinkan diriku dengan penuh kesadaran.

20 Februari 2011 suasana menyongsong hari raya nyepi sudah tampak terlihat. Umat hindu di daerah poeper bekerja bakti membersihkan pura. Ketika itu aku hanya melihatnya saja, sebenarnya ingin membantu tapi aku minder berbaur dengan lingkungan sekitar. Aku diberitahu poeper kurang lebih satu minggu lagi akan mengikuti upacara melasti di bendungan siman yang jaraknya (kurang lebih 10km) dari rumahku, merupakan rangkaian proses upacara hari raya Nyepi. Aku belum tahu melasti itu apa, tapi pemahamanku adalah dimana semua umat hindu yang tinggal di kabupaten Kediri berkumpul di bendungan siman untuk melangsungkan acara persembahyangan. aku bilang ke calon mertuaku , “aku ingin ikut melasti buk”.

Dan Ibu camerku langsung mengajakku untuk membeli baju kebaya, dan pertama kali itulah aku memiliki pakaian adat (sembahyang). Senang sekali aku memilikinya. Kucoba kebaya itu dan berkaca berulang-ulang selayaknya anak kecil yang baru dibelikan baju baru oleh ibunya.hehehehehe, Aku merasa percaya diri memakai nya. Dalam benakku berkata “ternyata perempuan kalau memakai kebaya sangat anggun sekali dan terlihat cantik”. Beda ketika aku masih sering beribadah dengan keislamanku.

Hindu, Aku Kembali Padamu (part 8)

Exit mobile version